Portal Distribusi Berita

Berita yang Menginspirasi dan Mencerahkan

Tetap terhubung dan mengetahui produk dan jasa terbaru dari kami, silahkan kunjungi halaman ini

tristek

Mengapa Donasi Pangan dan Program Gizi Belum Cukup Tanpa Mengatasi 'Food Waste' dan Rantai Pendingin

Rabu, 22 Oktober 2025
1000
70
0
Bagikan

Mengapa Donasi Pangan dan Program Gizi Belum Cukup Tanpa Mengatasi 'Food Waste' dan Rantai Pendingin

Industri Makanan dan Minuman (F&B) memiliki sejarah panjang dalam program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat. Kita terbiasa melihat program filantropi seperti donasi produk ke daerah bencana, program perbaikan gizi untuk mengatasi stunting, kemitraan dengan bank makanan (food bank), atau program pembinaan petani.

Aksi-aksi sosial ini sangat krusial. Namun, di tengah krisis iklim, sebuah ironi besar menjadi sorotan: industri yang bertujuan memberi makan dunia ini juga merupakan salah satu kontributor emisi gas rumah kaca yang signifikan. Emisi ini tidak hanya datang dari pabrik, tetapi dari seluruh siklus hidup produk—dari ladang hingga berakhir di tempat sampah.

Kini, fokus bergeser dari aksi sosial "di hilir" (donasi), ke aksi pengurangan jejak karbon "di hulu dan tengah" (produksi, logistik, dan limbah).

Beda Aksi: Donasi Pangan vs. Pencegahan Limbah Pangan

  1. Aksi Sosial Lingkungan (Filantropi): Ini adalah aksi eksternal untuk mendistribusikan kelebihan atau produk. Contoh: Menyumbangkan produk yang mendekati kedaluwarsa ke food bank (bank makanan), mendanai program makan siang gratis, atau membina petani kopi/kakao.
  2. Aksi Pengurangan Jejak Karbon (Inti Operasional): Ini adalah aksi internal yang bertujuan mencegah limbah dan emisi terjadi sejak awal. Fokusnya ada pada dua area utama:
    • Pencegahan Food Loss & Waste (FLW): Food Loss adalah makanan yang hilang/rusak selama produksi dan distribusi. Food Waste adalah makanan yang terbuang di tingkat ritel dan konsumen. Saat membusuk di TPA tanpa oksigen, sampah makanan ini melepaskan gas metana, yang daya rusaknya >25 kali lebih kuat dari CO2.
    • Dekarbonisasi Rantai Nilai: Mengurangi emisi dari pabrik (energi), logistik (terutama cold chain/rantai pendingin yang boros energi), dan bahan baku kemasan (plastik, kaca).

    Pendorong Pergeseran di Industri F&B

    Mengapa perusahaan F&B kini "dipaksa" menghitung emisi dari sampah makanan mereka?

    • Krisis Metana Global: Dunia menyadari bahwa memangkas emisi metana (yang banyak berasal dari FLW) adalah cara tercepat untuk memperlambat pemanasan global dalam jangka pendek.
    • Efisiensi Biaya: Food waste adalah kerugian finansial murni. Setiap produk yang terbuang adalah biaya bahan baku, biaya produksi, dan biaya tenaga kerja yang hangus. Mengurangi limbah secara langsung meningkatkan profitabilitas.

    • Tuntutan Ritel dan Konsumen: Supermarket besar (sebagai pembeli B2B) menekan pemasok F&B untuk mengurangi kemasan plastik. Konsumen juga semakin menuntut kemasan yang lebih ramah lingkungan dan transparan soal sumber bahan baku.
    • Kompleksitas Rantai Pendingin: Produk segar, beku, dan susu membutuhkan cold chain (rantai pendingin) yang tidak terputus. Jaringan pendingin ini sangat rakus energi (listrik dan bahan bakar fosil), menjadikannya target utama dekarbonisasi.

    Contoh Nyata Aksi Karbon Sektor F&B

    Jika CSR konvensional adalah mendonasikan sisa makanan, maka aksi iklim modern adalah mencegah sisa itu ada:

    • Manajemen Limbah Pangan (FLW):
      • Internal: Menggunakan AI dan data analitik di pabrik untuk memprediksi permintaan secara akurat, mencegah kelebihan produksi.
      • Inovasi: Mengolah sisa produksi (waste stream) menjadi produk baru bernilai tambah (misal: sisa ampas buah menjadi pakan ternak berkualitas tinggi atau bahan baku lain).
    • Kemasan Berkelanjutan:
      • Redesign: Melakukan lightweighting (mengurangi berat kemasan plastik/kaca).
      • Replacement: Beralih dari plastik virgin ke plastik daur ulang (rPET) atau material berbasis kertas/nabati yang mudah terurai (compostable).
    • Efisiensi Rantai Pendingin (Cold Chain): Menginvestasikan pada armada truk berpendingin yang menggunakan teknologi lebih baru dan hemat bahan bakar, atau beralih ke van listrik untuk distribusi last-mile.
    • Sumber Bahan Baku (Sourcing): Bekerja sama dengan pemasok (petani/perkebunan) yang telah menerapkan praktik pertanian regeneratif atau tersertifikasi berkelanjutan (RSPO, Rainforest Alliance) untuk mengurangi jejak karbon bahan baku.
    • Energi di Pabrik: Memasang panel surya di atap pabrik dan gudang penyimpanan untuk mengurangi konsumsi listrik dari jaringan.

    Sinergi: Ketika Edukasi Gizi Bertemu Edukasi 'Food Waste'

    Aksi sosial kini dapat dirancang untuk mendukung aksi inti. Contoh: Sebuah perusahaan F&B yang telah berhasil mengurangi food loss di pabriknya (aksi inti), kemudian meluncurkan program CSR (aksi eksternal) untuk mengedukasi konsumen di rumah tentang cara menyimpan makanan dengan benar agar tidak cepat membusuk di kulkas (mengatasi food waste di hilir).

    Pada akhirnya, komitmen hijau perusahaan F&B tidak lagi diukur dari seberapa banyak program gizi yang mereka danai, tetapi dari seberapa efektif mereka mengurangi tonase limbah makanan di TPA dan jejak karbon dari setiap produk yang sampai ke meja konsumen.


    Berita Terbaru