Portal Distribusi Berita

Berita yang Menginspirasi dan Mencerahkan

Mau tahu tentang kami lebih dalam ? Jangan sungkan ya, silahkan kunjungi halaman ini

tristek

Aksi Iklim Sektor Teknologi : Lebih Jauh dari Sekadar 'Go Digital' dan Gerakan E-waste

Rabu, 22 Oktober 2025
1000
70
0
Bagikan

Aksi Iklim Sektor Teknologi : Lebih Jauh dari Sekadar 'Go Digital' dan Gerakan E-waste

Selama ini, Sektor Teknologi (Teknologi) sering dianggap sebagai sektor "bersih". Kampanye "Go Digital" dan "Paperless Office" dipromosikan sebagai solusi ramah lingkungan. Program CSR mereka pun identik dengan aksi sosial seperti donasi laptop ke sekolah, pelatihan coding gratis untuk komunitas, atau gerakan "Digital Clean-up" (mengumpulkan sampah elektronik/e-waste).

Namun, di balik fasad digital yang bersih, ada jejak karbon fisik yang sangat besar. "Cloud" (awan) bukanlah awan sungguhan; itu adalah jaringan data center (pusat data) seukuran stadion yang mengonsumsi listrik dalam jumlah masif. Setiap pencarian Google, streaming film, dan rapat Zoom membutuhkan daya.

Inilah pergeseran yang sedang terjadi: dari aksi sosial berbasis teknologi, ke aksi pengurangan jejak karbon dari infrastruktur teknologi itu sendiri.

Beda Aksi: Literasi Digital vs. Efisiensi Data Center

Membedakan keduanya sangat penting di sektor teknologi:

  1. Aksi Sosial Lingkungan (Filantropi): Ini adalah tindakan eksternal menggunakan teknologi sebagai alat. Contoh: Membuat aplikasi untuk pelaporan sampah liar, mensponsori hackathon bertema lingkungan, atau mengelola program pengumpulan e-waste dari masyarakat untuk didaur ulang.
  2. Aksi Pengurangan Jejak Karbon (Operasional): Ini adalah tindakan internal pada inti bisnis. Fokusnya adalah pada jejak karbon dari Scope 2 (listrik yang dibeli untuk data center) dan Scope 3 (siklus hidup produk seperti laptop/HP, dan penggunaan energi oleh pelanggan). Pertanyaannya: Berapa emisi karbon per gigabyte data yang disimpan? Apakah data center kami ditenagai batu bara atau energi terbarukan?

Pendorong Pergeseran di Sektor Teknologi

Dorongan dekarbonisasi di sektor ini datang dari berbagai arah:

  • Konsumsi Energi yang Eksplosif: Pertumbuhan cloud computing, Kecerdasan Buatan (AI), dan cryptocurrency telah menciptakan permintaan energi yang luar biasa besar. Ini adalah biaya operasional raksasa sekaligus liabilitas karbon yang besar.
  • Tuntutan Klien Korporat (B2B): Perusahaan lain (seperti bank, ritel, manufaktur) yang menjadi klien layanan cloud (misal: AWS, Azure, Google Cloud) perlu melaporkan jejak karbon Scope 3 mereka. Mereka akan memilih penyedia cloud yang bisa membuktikan bahwa layanan mereka "hijau" atau netral karbon.
  • Transparansi dan Investor (ESG): Investor kini menuntut para raksasa teknologi untuk transparan mengenai konsumsi energi mereka dan berkomitmen pada target 100% energi terbarukan.
  • Isu Siklus Hidup Produk: Publik semakin kritis terhadap praktik "obsolesens terencana" (produk sengaja dibuat cepat rusak) yang menciptakan gunungan e-waste.

Contoh Nyata Aksi Karbon Sektor Teknologi

Jika CSR konvensional adalah mengumpulkan e-waste, maka aksi iklim modern adalah mencegah e-waste itu ada sejak awal:

  • Dekarbonisasi Data Center: Ini adalah aksi terbesar. Perusahaan teknologi kini berlomba-lomba menandatangani Perjanjian Pembelian Listrik (PPA) jangka panjang langsung dengan pembangkit listrik tenaga angin atau surya untuk memberi daya pada data center mereka 24/7.
  • Efisiensi Pendinginan: Inovasi dalam desain data center untuk mengurangi energi pada pendingin (konsumen energi terbesar). Misalnya, menggunakan pendingin cair (liquid cooling) atau bahkan menempatkan data center di bawah air (seperti Proyek Natick oleh Microsoft) atau di dekat kutub.
  • Desain Perangkat Keras Hemat Energi: Melakukan R&D besar-besaran untuk menciptakan chip (seperti Apple M-series atau Google Tensor) yang memberikan performa tinggi dengan konsumsi daya jauh lebih rendah.
  • Ekonomi Sirkular dan "Right to Repair": Mengubah desain produk. Bukan hanya menggunakan aluminium daur ulang, tetapi mendesain laptop dan smartphone agar modular, mudah dibongkar, dan mudah diperbaiki (repairable). Ini memperpanjang umur produk dan mengurangi timbulan e-waste secara drastis.
  • Green Coding: Mengoptimalkan kode dan algoritma perangkat lunak agar berjalan lebih efisien, sehingga membutuhkan lebih sedikit daya pemrosesan (dan lebih sedikit energi) untuk menjalankan tugas yang sama.

Sinergi: Ketika Transparansi Menjadi Aksi Sosial

Aksi sosial kini berfungsi untuk memperkuat aksi inti. Contoh: Sebuah perusahaan layanan cloud yang telah beralih ke energi terbarukan (aksi inti), kemudian meluncurkan program CSR berupa dashboard transparansi (aksi eksternal) yang memungkinkan pelanggannya melacak jejak karbon dari layanan yang mereka gunakan secara real-time.

Pada akhirnya, tanggung jawab perusahaan teknologi bukan lagi hanya tentang menciptakan alat digital untuk kebaikan sosial, tetapi memastikan bahwa fondasi dari dunia digital itu sendiri tidak memperburuk krisis iklim.


Berita Terbaru